Jumat, 26 Maret 2010

BIONATOR

1. Tuliskan, jelaskan, gambarkan mengenai bionator beserta jenis-jenisnya!

Jawab:

Bionator adalah sebuah alat orthodontic lepasan yang didesain untuk mengoreksi fungsi dan perbedaan skeletal anteroposterior antara maksilla dan mandibula. Bionator ditemukan oleh Wilhelm Balter, yang merupakan bentuk penyederhanaan dari aktivator. Pada bionator maksilla tidak menutupi bagian depan palatum sehingga lidah dapat bergerak bebas, oleh karena itu pasien terutama amak-anak dapat mentolerir pesawat ini dengan baik dan dengan mudah berbicara seperti biasanya, biarpun alat ini longgar di dalam mulut.
Bionator menutupi kedua gigi-gigi pada rahang atas dan bawah dan bekerja pada pasien ketika menggerakkan rahang bawah. Untuk hasil maksimum, pasien harus menggunakan selama 14 jam sehari selama beberapa bulan hingga open bite terkoreksi. Setelah itu digunakan seperti retainer lain untuk menjaga hasilnya tidak berubah. Bionator digunakan untuk mengekspansi palatum sehingga diperoleh ruang untuk erupsi gigi. Jadi bionator dapat dipakai sepanjang hari, siang dan malam, kecuali pada saat makan dan berolahraga.
Pada bionator maksila tidak menutupi bagian depan palatum sehingga lidah dapat bergerak bebas, oleh karena itu pasien terutama anak-anak dapat mentolerir pesawat ini dengan baik dan dengan mudah berbicara seperti biasanya, biarpun alat ini longgar di dalam mulut. Bionator bekerja secara efektif pada saat menggunakan rahang terutama berbicara. Pada pemakaian awal, pasien akan merasakan ketidaknyamanan selama 3 – 4 hari serta produksi salivanya kembali normal. Pada bionator dengan headgear, pemakaiannya diajurkan pada saat tidur karena bekerja efektif pada saat itu.
Bionator dibersihakan dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi. Bahan pengganti pasta gigi bisa digantikan dengan garam dan baking soda. Adapun metode lain pembersihan bionator adalah direndam pada larutan efferdint atau polident selama 10 menit. Sebagai catatan, efektivitas bionator tergantung pada tingkat cooperative dari pasien. Jadi diperlukan kerjasama tim dari dokter gigi, orang tua dan anak.

Bionator digunakan untuk memperbaiki maloklusi dalam 3 arah atau jurusan, yaitu:
1. Arah vertical
Gigitan yang dalam atau deep bite, dimana gigi bawah menyentuh palatum, maka dengan bionator dapat diperbaiki.
2. Arah sagital
• Pada maloklusi klass II, dimana letak mandibula lebih ke posterior dan gigi pada maksilla lebih ke anterior.
• Pada maoklusi klass III, letak mandibula lebih ke anterior dan gigi pada maksilla lebih ke posterior.
3. Arah transversal
Memperbaiki lengkung gigi yang sempit atau memperbaiki crossbite anterior

Eirew menyimpulkan tentang tujuan perawatan bionator yang dilakukan oleh W.Balter berikut ini :
1. Pada bagian labial, dapat menghilangkan kelainan bibir dan hubungan yang abnormal antara bibir dengan gigi incisivus.
2. Menghilangkan kerusakan mukosa palatum oleh karena traumatic pada deep bite.
3. Memperbaiki retrusi mandibula dan kaitannya terhadap malposisi lidah.
4. Untuk memperbaiki bidang atau kedataran oklusal.





INDIKASI BIONATOR
1. Menurut Graber dan Neuman (1977) indikasinya dibagi berdasarkan tipe alat :
• Bionator standar digunakan untuk :
- Perawatan maloklusi klass II divisi 1, yaitu memperbaiki posisi lidah yang terlalu ke belakang dengan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
- Perawatan lengkung rahang yang terlalu sempit pada maloklusi klass I.
• Bionator klass III atau reserved bionator, digunakan untuk mengkompensasi posisi lidah yang lebih ke depan.
• Bionator open bite digunakan untuk menutup celah yang terbentuk pada daerah gigi geligi anterior atau lateral.

2. A.M.Schwarz tahun 1966, membagi ke dalam fase gigi geligi dan interval aktivasi perawatan.
• Pada gigi geligi campuran
- Maloklusi klass II divisi 1, baik unilateral maupun unilateral.
- Sebagai retensi dan penuntun pada erupsi gigi yang letaknya abnormal yaitu pada akhir dari fase gigi geligi campuran.
- Pada kasus deep over bite.
• Pada awal fase gigi geligi tetap
- Maloklusi klass II divisi 1, baik bilateral maupun pada unilateral.
- Pada kasus deep over bite.
- Memajukan gigi posterior dan prosedur self correction, seperti pada metode serial ekstraksi.
• Interval aktivasi cukup lama oleh karena itu tidak ada masalah bagi pasien yang berdomisili jauh dari tempat praktek dokter gigi yang merawatanya.

3. T.M.Graberdalam bikinya pada tahun 1985 membagi indikasi berdasarkan penggunaan bionator, berikut ini :
• Kasus maloklusi klass I divisi 1, dengan gejala klinis sebagai berikut :
- Lengkung gigi geligi pada maksila dan mandibula baik.
- Letak mandibula lebih ke belakang daripada maksila atau functional retrusion.
- Kelainan skeletal tidak terlalu berat.
- Gigi incisivus maksilla lebih ke labial atau mendongos.
• Kasus deep over bite, yang terdapat pada :
- Masa pertumbuhan premolar.
- Kasus yang disebabkan infraoklusi gigi molar dan premolar akibat posisi lidah yang terlalu ke lateral.
• Kasus open bite dengan menggunakan bionator open bite. Umumnya pada kasus yang disebabkan karena kebiasaan menggigit-gigit jari, menghisap jempol, bernafas melalui mulut, dll.
• Pada kasus maloklusi klass III dengan menggunakan bionator klass III.

KONTRA INDIKASI BIONATOR
1. Menurut T.M.Graber pada yahun 1985
• Maloklusi klass II dengan gejala:
- Disebabkan karena maksila prognatism
- Pertumbuhan ke arah vertikal berlebihan, karena perawatan bionator akan menyebabkan wajah bagian bawah lebih tingg
• Kasus deep bite yang disebabkan karena supraoklusi gigi incisivus
2. Menurut T.M. Graber bersama dengan Bedrich Neumann bahwa kontra indikasi penggunaan bionator ialah pada kasus gigi berjejal. Maloklusi dengan gigi berjejal dan pergeseran midline maka posisi gigi yang demikian merupakan kontra indikasi penggunaan bionator karena memerlukan pencabutan dan pergeseran gigi geligi. Seringkali perawatan orthodonsi merupakan perawatan kombinasi antara bionator dengan alat cekat.

PENGGUNAAN BIONATOR
Untuk penggunaan pada minggu-minggu pertama alat dipakai selama 2 jam saat siang dan malam. Pemakaiaan sepanjang hari dianjurkan dalam waktu sebulan kecuali pada saat makan, olah raga, dan pada saat menyikat gigi. Pemeriksaan ulang dapat dilakukan 3 – 4 minggu kemudian harus memeriksa :
1. Letak busur palatal dan klamer vestibular. Letak busur palatal tidak menekan jaringan palatum dan tidak menggangu erupsi gigi geligi. Klamer vestibular tidak terlalu panjang dan menekan pipi, tidak terlalu kecil serta menekan gigi atau terlalu rendah sehingga menekan jaringan gingiva pada mandibula.
2. Anjurkan pasien agar melatih otot-otot mulut dan membiasakan bernapas lewat mulut.

PRINSIP KERJA
1. Untuk maloklusi klass II
• Gigi incisivus maksila akan diretraksi, maka labial bow harus dalam keadaan aktif. Pada beberapa kasus dengan modifikasi labial bow bawah dimana gigi insisivus mandibula akan diprotraksi, maka labial bow harus dalam keadaan pasif.
• gigi posterior maksila akan digeser ke distal dan dicegah agar tidak bergerak ke mesial yaitu dengan mengasah lempeng akrilik pesawat secara benar, sehingga jalur erupsi gigi posterior ke arah distal. Pengasahan dilakukan pada daerah distal gigi, sedangkan pada bagian mesial tetap menyentuh gigi. Sebaiknya gigi geligi mandibula jalur erupsinya ke arah mesial maka lempeng akrilik menyentuh bagian distal dan bebas di daerah mesial.


2. Untuk maloklusi klass III
• Gigi insisivus mandibula harus diretraksi maka lempeng akrilik yang berada pada bagian lingual gigi geligi tersebut harus diasah atau dibuang, dan labial bow tetap dalam keadaan aktif.
• Lempeng akrilik pada maksila diasah sedemikian rupa sehingga terjadi pergerakan ke mesial dari gigi geligi. Lempeng akrilik menyentuh bagian distal dari gigi geligi maksila dan bebas dibagian mesialnya. Demikian pula sebaiknya pada gigi geligi posterior mandibula lempeng akriliknya menyentuh bagian mesial dan bebas pada bagian distalnya

3. Untuk maloklusi dengan deepbite
Gigi geligi insisivus diharapkan dapat intrusi dan pada daerah oklusal lempeng akrilik dari gigi posterior diasah sehingga terjadi ekstrusi. Labial bow dalam keadaan aktif dan kontak pada 1/3 insisal gigi

4. Untuk maloklusi dengan openbite
Gigi insisivus mandibula harus bebas dari lempeng akrilik agar dapat terjadi ekstrusi dan gigi posterior diharapkan dapat terjadi intrusi dan labial bow dalam keadaan aktif, kontak pada 1/3 gingival gigi

JENIS-JENIS BIONATOR
1. Bionator Tipe I (Untuk Open Bite)
Bionator ini diindikasikan untuk mengoreksi maloklusi klas II dengan deep bite dimana erupsi dari gigi posterior menjadi normal pada saat proses pertumbuhan rahang. Selain itu, digunakan untuk mencegah gigi supraposisi gigi anterior. Cap insisal/bite blok diletakkan pada gigi anterior rahang bawah hingga gigi-gigi posterior dapat erupsi dengan sempurna.


Adapun indikasi penggunaan bionator ini adalah :
• Mengoreksi maloklusi klas II (Pertumbuhan dan pergerakan mandibula kedepan)
• Pertumbuhan vertikal pada periode geligi bercampur
• Pelebaran rahang atas dan rahang bawah pada periode geligi bercampur
• Membutuhkan pergerakan gigi yang sedikit










2. Bionator tipe II (Untuk Close Bite)
Bionator ini digunakan untuk mengoreksi maloklusi klas II dan mereduksi open bite. Bite blok diletakkan pada gigi posterior agar gigi anterior dapat erupsi dengan bebas.
Adapun indikasi penggunaan bionator tipe II adalah :
• Mengoreksi maloklusi klas II (Pertumbuhan dan pergerakan mandibula kedepan)
• Mereduksi open bite anterior
• Pelebaran rahang atas dan rahang bawah pada periode geligi bercampur
• Mengurangi pertumbuhan vertikal pada geligi bercampur
















3. Bionator tipe III (Untuk ”maintain”)
Untuk kasus yang berat disertai dengan gigitan dalam, kemungkinan bionator tipe II dapat berhasil dengan baik. Pada awalnya, perangkat ini dapat memajukan rahang








Adapun indikasi bionator ini adalah :
• Mengoreksi maloklusi klas II (Pertumbuhan dan pergerakan mandibula kedepan)
• Pelebaran rahang atas dan rahang bawah pada periode geligi bercampur

1 komentar: